• Home
  • Regional
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekbis
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Regional
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekbis
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Sejarah Perkembangan Olahraga untuk Atlet Penyandang Disabilitas

Sejarah Perkembangan Olahraga untuk Atlet Penyandang Disabilitas

June 9, 2024
Share on FacebookShare on Twitter

Olahraga untuk atlet penyandang disabilitas memiliki sejarah panjang yang dimulai lebih dari satu abad atau lebih 100 tahun yang lalu.

Klub olahraga untuk tunarungu pertama kali muncul di Berlin, Jerman pada tahun 1888.

You might also like

Menanam Asa di Tanah Lampung: Langkah Nyata Kasal Muhammad Ali untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

Menanam Asa di Tanah Lampung: Langkah Nyata Kasal Muhammad Ali untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

October 28, 2025
Game Digital Budaya Lokal, Cara Seru Menanamkan Cinta Tanah Air Sejak Dini

Game Digital Budaya Lokal, Cara Seru Menanamkan Cinta Tanah Air Sejak Dini

October 12, 2025

Namun, baru setelah Perang Dunia II usai olahraga untuk penyandang disabilitas diperkenalkan secara luas dengan tujuan awalnya adalah membantu para veteran perang dan warga sipil yang terluka ketika terjadinya Perang Dunia II.

Pada tahun 1944, Dr. Ludwig Guttmann, atas permintaan Pemerintah Inggris, mendirikan pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville.

Upaya ini kemudian berkembang dari rehabilitasi menjadi olahraga rekreasi, dan akhirnya menjadi olahraga kompetitif.

PERMAINAN STOKE MANDEVILLE

Tonggak sejarah Paralimpiade dimulai pada 29 Juli 1948, ketika Dr. Guttmann mengadakan Stoke Mandeville Games, kompetisi pertama untuk atlet kursi roda yang melibatkan 16 prajurit dan wanita terluka dalam cabang olahraga memanah.

Tahun 1952 menandai awal internasionalisasi gerakan ini dengan bergabungnya mantan prajurit Belanda, yang melahirkan International Stoke Mandeville Games.

PERMAINAN PARALYMPIC PERTAMA

Pertandingan ini kemudian menjadi cikal bakal Paralimpiade yang pertama kali diadakan di Roma, Italia pada tahun 1960 dengan partisipasi 400 atlet dari 23 negara.

Paralimpiade ini terus diadakan setiap empat tahun sekali, dan pada tahun 1976, edisi musim dingin pertama diselenggarakan di Swedia.

Kesepakatan antara International Paralympic Committee (IPC) dan International Olympic Committee (IOC) pada tahun 1988 memungkinkan Paralimpiade diadakan di kota dan tempat yang sama dengan Olimpiade, dimulai dari Olimpiade Musim Panas di Seoul, Korea Selatan, dan Olimpiade Musim Dingin di Albertville, Prancis pada tahun 1992.

PERTUMBUHAN KELUARGA PARALYMPIC

Pada tahun 1960, dibentuk Kelompok Kerja Internasional tentang Olahraga untuk Penyandang Disabilitas di bawah Federasi Mantan Prajurit Dunia.

Hal ini menghasilkan pembentukan International Sports Organisation for the Disabled (ISOD) pada tahun 1964, yang memberikan kesempatan bagi atlet yang tidak terafiliasi dengan Stoke Mandeville Games, seperti tunanetra, diamputasi, penderita cerebral palsy, dan paraplegia.

ISOD berperan penting dalam memasukkan atlet tunanetra dan diamputasi ke dalam Paralimpiade Toronto 1976 dan atlet penderita cerebral palsy pada Paralimpiade 1980 di Arnhem.

Selain ISOD, organisasi lain seperti Cerebral Palsy International Sports and Recreation Association (CPISRA) dan International Blind Sports Federation (IBSA) juga didirikan untuk mendukung atlet dengan disabilitas tertentu.

Pada tahun 1982, empat organisasi internasional besar tersebut membentuk International Coordinating Committee Sports for the Disabled in the World (ICC) untuk mengkoordinasikan upaya mereka.

Komite Internasional Olahraga untuk Tunarungu (CISS) dan Federasi Olahraga Internasional untuk Penyandang Disabilitas Intelektual (INAS-FID) bergabung pada tahun 1986, meskipun CISS tetap mempertahankan organisasinya sendiri.

LAHIRNYA KOMITE PARALYMPIC INTERNASIONAL

Pada akhirnya, pada 22 September 1989, International Paralympic Committee (IPC) didirikan di Düsseldorf, Jerman, sebagai badan pengatur global Gerakan Paralimpiade.

Nama “Paralimpiade” berasal dari kata Yunani “para” (di samping) dan “Olimpiade”, yang mencerminkan bahwa Paralimpiade merupakan pertandingan paralel dengan Olimpiade, menggambarkan keduanya berjalan berdampingan.

Olahraga untuk penyandang disabilitas telah berkembang pesat sejak masa awalnya, dari inisiatif rehabilitasi pasca-perang menjadi perhelatan global yang diakui dan dihormati, menunjukkan betapa pentingnya inklusi dan kesetaraan dalam dunia olahraga.

Previous Post

Ayam Bakar, Bahaya di Balik Kelezatannya

Next Post

Peran Penting Chef de Mission dalam Kontingen Indonesia di Ajang Multi Event Internasional

Berita Terkait

Menanam Asa di Tanah Lampung: Langkah Nyata Kasal Muhammad Ali untuk Wujudkan Kemandirian Pangan
Berita

Menanam Asa di Tanah Lampung: Langkah Nyata Kasal Muhammad Ali untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

by admin
October 28, 2025
0

DI HAMPARAN lahan hijau Lampung yang menguning menjelang panen, sekelompok prajurit TNI Angkatan Laut tampak sibuk. Bukan dengan seragam tempur...

Read more
Game Digital Budaya Lokal, Cara Seru Menanamkan Cinta Tanah Air Sejak Dini

Game Digital Budaya Lokal, Cara Seru Menanamkan Cinta Tanah Air Sejak Dini

October 12, 2025
Outfit Repeater: Dari “Fashion Crime” Jadi Tren Positif

Outfit Repeater: Dari “Fashion Crime” Jadi Tren Positif

August 23, 2025
Membedakan Teknologi AI dan Orisinalitas Karya Manusia

Membedakan Teknologi AI dan Orisinalitas Karya Manusia

August 23, 2025
Next Post
Peran Penting Chef de Mission dalam Kontingen Indonesia di Ajang Multi Event Internasional

Peran Penting Chef de Mission dalam Kontingen Indonesia di Ajang Multi Event Internasional

BeritaPontianak.com

© 2023 Berita Pontianak.

  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

No Result
View All Result
  • Home
  • Regional
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekbis
  • Politik
  • Teknologi

© 2023 Berita Pontianak.